Mengenal Kelompok Islam Ikhwanul Muslimin, Teroris Atau Bukan?

Oleh: Prasetyo Raharjo

Siapa Ikhwanul Muslimin? Ikhwanul Muslimin atau di negara Barat dikenal sebagai Muslim Brotherhood, adalah kelompok Islamis tertua di negara Timur Tengah.
Didirikan di Mesir, oleh seorang guru sekolah yang bekerja di kota Ismailia, dekat Terusan Suez, Hassan Al-Banna pada tahun 1928.

Awalnya memiliki visi menyebarluaskan dan menerapkan ajaran moral syariat Islam diberbagai hal kepada masyarakat sekitar, namun seiring berjalannya waktu, visi tersebut secara spesifik menciptakan sistem pemerintahan Islam universal yang dapat dicapai dengan mempromosikan hukum, moral dan syariat Islam, melalui penawaran layanan sosial.

Bisa dikatakan ingin membentuk negara Islam.

Perdebatan tentang Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris atau bukan, mulai populer kembali pasca desakan berbagai elite politik dunia mendesak Trump, untuk menjadikan kelompok Islam Ikhwanul Muslim sebagai kelompok teroris.

Baca:
  1. Trump Pushes to Designate Muslim Brotherhood a Terrorist Group.
  2. Egypt: El-Sisi visits Trump, request Muslim Brotherhood be declared a terrorist group.
Beberapa elite politik dunia yang mendukung desakan tersebut, beberapa datang dari Presiden Mesir dan Raja Arab Saudi, keduanya telah mengganggap Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.

Salah satu alasan utama dari keputusan mereka tersebut adalah karena Ikhwanul Muslimin penyebab perpecahan dan krisis diplomatik antara Qatar dan negara-negara Teluk lainnya.

Desakan dan keputusan tersebut sudah lama mereka beritahukan kepada negara sekutu lain, sejak tahun 2013 di Mesir, dan tahun 2014 di Arab Saudi.

Namun belum pernah terwujud penetapan label terorisnya. Mengapa? Sebab, jaringan Ikhwanul Muslimin:
  1. Telah berkembang cepat menjadi kuat, besar, dan luas berada di seluruh negara di dunia.
  2. Menduduki dan menguasai posisi strategis di pemerintahan di seluruh negara.
  3. Masuk keulama-ulama besar berpengaruh di dunia. 
  4. Serta adanya penolakan (pro dan kontra) dari internal negara sendiri. 
Ikhwanul Muslimin dulu teman baik elite politik dunia, sekarang keadaan berubah menjadi musuh besar elite politik dunia.

Berikut pro dan kontra terkait kelompok Islam Ikhwanul Muslimin,

Alasan mereka yang pro Ikhwanul Muslimin:
"Ikhwanul Muslimin tidak memenuhi kriteria sebagai kelompok teroris, karena tidak ada bukti keterlibatan dalam kekerasan, maupun serangan teroris di manapun."

Alasan mereka yang kontra Ikhwanul Muslimin:
"Beberapa anggota Ikhwanul Muslimin membentuk organisasi cabang baru yaitu Hasm dan Liwa Al-Thawra di mana keduanya adalah pendukung Hamas. Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, serta Pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, keduanya berawal dari anggota Ikhwanul Muslimin." 

Terlepas dari pro dan kontra tentang Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris atau bukan, yang terpenting, sistem demokrasi Pancasila di NKRI tetap terjaga.

Jangan sampai sistem pemerintahan demokrasi kita yang sudah kita sepakati bersama diubah dengan alasan model apapaun. Mau NKRI Syariah kek, mau Negara Indonesia Islam kek, pokoknya No Way! Pokoknya Tetap NKRI harga mati!

Jika mereka para anggota Ikhwanul Muslimin yang ada di Indonesia ingin mendirikan negara Islam di Indonesia, maka pemerintah sebaiknya bertindak tegas, dengan melakukan seperti negara Arab Saudi lakukan, seperti dimulai dengan pengawasan kurikulum sekolah dari pengaruh Ikhwanul Muslimin.

Baca: Arab Saudi Bersihkan Kurikulum Sekolah dari Pengaruh Ikhwanul Muslimin

Demikian sekilas perihal kelompok Ikhwanul Muslimin yang sekarang sedang muncul kembali pemberitaannya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi bacaan.

Postingan populer dari blog ini

Working Class and Index Happiness

Puncak Pandemi Virus Korona Di Indonesia